Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
(Ali Imran: 190)
Kata Al Albab adalah bentuk jamak dari lubb yaitu saripati sesuatu. Kacang misalnya, memiliki kulit yang menutupi isinya. Isi kacang dinamai lub. Ulul Albab adalah orang yang mempunyai akal yang murni. Ayat ini menunjukkan pentingnya akal bagi kehidupan manusia. Salah satu hal yang mempengaruhi akal adalah otak. Apabila otak difungsikan secara optimal maka akal pun akan berfungsi optimal. Menurut ahli neurologi otak manusia terbagi menjadi dua, yaitu otak kiri dan otak kanan yang memiliki fungsi yang berbeda. Secara garis besar, otak kanan dan otak kiri mempunyai kemampuan sebagai berikut:
Otak kanan
Mendengar musik, memanfaatkan paduan warna menarik, ciptakan aneka symbol baru, belajar kelompok, teka-teki, humor, lelucon dan kreatifitas.
Otak kiri
Membaca, berhitung, membuat rangkuman, mengerjakan PR, menganalisa, membuat penalaran dan menghafal.
Teori pendidikan terbaru mengatakan otak akan bekerja optimal apabila kedua belahan otak ini dipergunakan secara bersama-sama; otak kanan, yang memiliki spesifikasi berpikir dan mengolah data seputar perasaan, emosi, seni dan musik. Sementara otak kiri berfungsi mengolah otak seputar sains, bisnis dan pendidikan. Penggunaan otak kiri, merupakan spesifikasi cara berfikir yang logis, sekuensial, linear dan rasional. Cirinya ia sangat teratur, sangat tepat untuk memikirkan keteraturan dalam ber-ekspresi secara verbal, tulisan, membaca, penempatan data dan fakta. Sementara cara berfikir anak yang hanya menggunakan otak belahan kanannya adalah sifatnya acak, tidak teratur, intuitif dan holistik, ia mewakili cara berfikir non verbal, seperti perasaann dan emosi, kesadaran spasial, penggunaan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreatifitas dan visualisasi. Jika anak belajar dengan hanya memanfaatkan otak kiri, sementara otak kanannya tidak diaktifkan, maka mudah timbul perasaan jenuh, bosan dan mengantuk. Begitu juga mereka yang hanya memanfaatkan otak kanan tanpa diimbangi dengan pemanfaatan otak kiri, bisa jadi ia akan banyak menyanyi, mengobrol atau menggambar tetapi hanya sedikit ilmu yang bisa masuk ke otaknya. Maka mengembangkan pemanpaatan otak kiri dan otak kanan menjadi penting dalam penciptaan suasana belajar. Caranya dengan memperbanyak paduan antara spesipikasi fungsi otak kanan dan otak kiri. Misalnya mengerjakan pekerjaan rumah dengan menciptakan aneka gambar yang memiliki arti khusus ketika menghapal pelajaran atau menggunakan sistem diskusi dalam proses pembelajaran.
Belajar kelompok bersama teman, dapat pula menjadi alternatif. Demikian juga dengan menggunakan sistem membaca cepat, sistem hafalan, menggunakan lagu, permainan dan sebagainya merupakan alternatif untuk mengaktifkan otak kanan dan otak kiri. Kelemahan sebagian sistem pembelajaran selama ini adalah kurangnya memberikan kesempatan berkembang pada kedua belahan otak secara maksimal. Otak kanan dibiarkan menganggur sehingga in-telektual anak berkembang kurang seimbang. Anak hanya pandai berpikir dan menilai, tepi kurang intuitif apalagi kreatif.
Rasulallah Shalallahu Alaihi Wa sallam adalah contoh terbaik dalam proses pencerdasan anak didik dengan menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri. Ketika beliau akan mengutus Sahabat muda, Muadz Bin Jabal ke Yaman, beliau mengajukan pertanyaan dan bukannya memberi penjelasan :
Dengan Apakah engkau memutuskan suatu perkara ?
Dengan kitabullah, Jawab Muadz.
Jika tidak Ada ?
Dengan Sunnah Rasulallah
Jika belum ada ?
Kami akan berijtihad, Jawab Muadz.
(HR. Abu Daud)
Pertanyaan di atas membuat Muadz Bin Jabal menjadi aktif berfikir dan sekaligus melatih artikulasi psikologinya ke dalam tatanan logika dan verbal (kata-kata) Uqbah bin Amr berkata, Pada suatu hari Rasulallah keluar rumah, sementara kami berada di Shuffah, beliau bersabda :
“Siapa diantara kalian yang suka pergi ke lembah Batkhan atau Aqiq dan membawa pulang dua unta berpunggung besar tanpa harus berdosa dan memutus hubungan kekerabatan ?” kami menjawab ,”Kami semua suka ya Rasulallah”, Beliau bersabda, “mengapa kamu tidak pergi ke masjid belajar atau membaca dua ayat Allah yang itu jauh lebih baik dari pada dua unta. Tiga ayat lebih baik daripada tiga unta, dan empat ayat lebih baik daripada empat unta”.
Pada hadits ini Rasulallah shallalhu alaihi wa Sallam mengajak para sahabat (Ahli Shufah) untuk tidak hanya berpikir linear. Beliau mendekatkan kenyataan yang abstrak dalam bentuk nyata yang dapat dilihat dan diraba (konkrtit).
Pembelajaran Dengan Musik. Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dengan irama. Denyut nadi dan degup jantung manusia pun memiliki irama khusus. Belahan otak kanan menunjukan aktivitas kerja ketika diperdengarkan musik. reaksi yang diperlihatkan otak tergantung dengan jenis musik yang mempengaruhinya.
Musik keras seperti rock memberikan pengaruh keras kepada orang yang menyanyikan maupun yang mendengarnya oleh karena itu ketika Cate Steven yang semula pemusik rock berpindah agama menjadi muslim, berubah pula kepribadiannya menjadi seorang Yusuf Islam yang lembut dan tenang.
Musik Pop dan dangdut yang diiringi lirik cinta penuh asmara cenderung menumbuhkan gairah cinta yang tidak terkontrol bagi penggemarnya. Musik keroncong yang terkesan pasif membuat pendengarnya menjadi mengantuk pasif dan bersikap nrimo.
Pengaruh Musik Bagi Jiwa Manusia
Dengan musik yang tepat : " Denyut nadi dan tekanan darah menurun, gelombang otak melambat, otot-otot menjadi rileks.
Tanpa Musik :
“Denyut nadi dan tekanan darah meningkat, gelombang otak semakin cepat, otot-otot menegang.
Mengingat adanya pengaruh musik yang baik bagi jiwa manusia, Islam memperbolehkan musik dan nyanyian asal tidak kotor, cabul dan berbuat mengajak maksiat. Bahkan disunahkan dalam situasi gembira guna melahirkan perasaan ria dan menghibur hati, misalnya pada waktu hari raya, persepsi perkawinan, waktu kelahiran anak, aqiqah dan sebagainya.
Demikian menurut Yusuf Al Qaradlawi.
Hal ini berdasarkan beberapa hadits antara lain yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dari Aisyah r.a bahwa ketika dia mengantar pengantin perempuan ke tempat lelaki Anshar, Nabi Saw bertanya, “Wahai Aisyah apakah mereka diiringi hiburan, karena orang Anshar suka hiburan”.
Imaam Al Ghazaki berkata, Semua hadit tentang bernyanyi itu terdapat dalam shahih bukhari dan muslim dan ini merupakan naskah yang jelas bahwa menyanyi dan bermain itu tidak haram.
Al Qadli Abu Bakar, Ibnu Arabi berkata, Tidak ada satupun hadits yang shahih yang mengharamkan nyanyian. Ibnu Hazm berkata, Semua riwayat yang mengharamkan nyanyian adalah bathil dan maudlu (palsu)..
Sebagian ulama mengatakan bahwa nyanyian itu termasuk Lahwal Hadits (perkataan yang tidak berguna) yang disebut dalam firman Allah (QS. Luqman:06).
Mengomentari pendapat ini Ibnu Hazm berkata, Ayat tersebut menyebutkan suatu sifat yang apabila dilakukan menyebabkan pelakunya menjadi kafir dengan tidak diperselisihkan lagi, yaitu apabila dia menjadikan jalan Allah sebagai olok-olokan. Kalau seseorang membeli mushaf Al Quran untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah dan menjadikannya olok-olokan, maka dia kafir. Hal demikian inilah yang dicela oleh Allah.
Tetapi Allah tidak mencela orang yang membeli lahwal hadits untuk hiburan dan mengembirakan hati kecuali jika dipergunakan untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah Azza Wa Jalla
(Sumber : www.myquran.com)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comment:
Posting Komentar